top of page
Chandra Kuntjoro-Jakti

Yang Perlu Kamu Tahu Sebelum Menulis Resolusi Tahun Baru

Sekarang sudah bulan Desember dan tentunya kita mulai mendengar atau membaca tentang resolusi tahun baru. Saya termasuk yang percaya bahwa menulis resolusi itu penting karena sudah berkali-kali banyak mimpi dan cita-cita saya yang tercapai berkat saya menulis resolusi itu. Metode yang saya gunakan bermacam-macam mulai dari menulis daftar, membuat dream book (lengkap dengan foto-foto), sampai menggambar (walaupun tentunya bukan gambar yang patut untuk dipajang yaaa… hehe!).



Saya ingin cerita sedikit tentang berbagai metode ini, keberhasilannya, dan kesamaan dari metode-metode ini sehingga sampai sekarang saya masih rajin menulis resolusi.

Di tahun 2007 saya bekerja di sebuah perusahaan asuransi joint venture yang bisa dikatakan salah satu yang terbesar di Indonesia. Saya diterima tahun 2004, dan di tahun ketiga saya merasa siap memimpin sebuah tim dan saya ingin punya cubicle sendiri. Selain itu saya punya mimpi yang lebih besar lagi, yaitu mengambil master’s degree dengan beasiswa penuh, dan kalau bisa di universitas luar negeri.


Di tahun 2007 itu juga saya diikutsertakan dalam sebuah training oleh perusahaan saya ini yang salah satu materinya adalah menulis dan menggambar cita-cita. Sayapun menggambar sepenuh hati suasana cubicle yang saya inginkan lengkap dengan dua orang tim yang akan saya pimpin. Untuk sesi menulis, saya bercerita panjang lebar tentang keinginan saya melanjutkan sekolah lagi dengan beasiswa penuh.

Singkat cerita, di tahun itu juga saya naik jabatan dan pindah ke cubicle saya sendiri. Sayapun dipercaya untuk memimpin sebuah tim dengan membawahi dua anak buah. Saya juga memenangkan beasiswa penuh untuk mengambil master’s degree di Swiss German University (SGU) di BSD City-Serpong, dari perusahaan tempat saya bekerja ini. SGU adalah universitas lokal, tetapi program yang saya menangkan adalah program dimana gelar yang didapat adalah double degree, yaitu MM dari SGU dan MBA dari sebuah universitas di Jerman.


Metode membuat dream book saya buat tahun 2011 ketika saya merasa sudah penat bekerja di kantor dan sedang giat-giatnya ikut berbagai kelas yoga dimana-mana. Kalau saya merasa suntuk mengerjakan presentasi untuk mitra bisnis, sayapun mengutak-atik dream book saya yang formatnya sama-sama di power point presentation. Saya tempel foto guru-guru yoga yang saya suka style nya, berikut dengan alamat situs mereka, info training/workshop yang mereka akan buat di tahun 2011-2012, dan tentunya harganya. Jadi ketika tahun 2012 saya berhenti bekerja, saya langsung mengirimkan email ke beberapa guru-guru ini tanpa perlu riset dari awal.


Awalnya saya tidak sadar bahwa ada satu kesamaan poin penting dari semua metode yang saya lakukan sampai ketika saya ngobrol dengan salah satu sahabat saya di akhir November 2019. Dia mengatakan bahwa saya sering berhasil karena dari dulu saya tahu apa yang saya mau. Saya tidak pernah bingung ataupun mau semua, tetapi saya fokus dengan beberapa poin yang menjadi tujuan saya tersebut. Cita-cita saya itu kemudian saya jadikan doa dan afirmasi setiap hari. Ketika saya berhasil mendapatkannya, saya selalu berterima kasih dan bersyukur, dan tentunya saya menjalankan juga konsekwensi dari pilihan saya itu. Seperti ketika saya berhasil memenangkan program master’s degree itu, otomatis saya stop santai-santai dan traveling karena saya ingin lulus dalam 2 tahun. Dan di tahun 2009 saya lulus. Selain itu, jika ada hal-hal yang kurang sempurna saya selalu ingat lagi apa yang menjadi prioritas saya sehingga saya tidak pernah jalan melenceng dari jalur yang saya pilih.


Jadi tahu dulu apa yang menjadi kemauanmu, jangan terlalu luas agar kamu juga bisa fokus. Mulai coret-coret resolusimu dari sekarang, mumpung masih awal Desember. Setelah itu berusahalah sebaik-baiknya untuk mencapai mimpi-mimpimu! ☺



Hozzászólások


bottom of page