Saya mulai yoga ketika berusia 28 tahun, dan langsung jatuh cinta. Di setiap akhir minggu saya sibuk membuat perencanaan jadwal kelas yoga yang akan saya ikuti untuk minggu berikutnya. Jenis yoga yang saya senangi adalah Vinyasa, Bikram dan Yin. Kadang saya ikut juga kelas Ashtanga. Total dalam seminggu saya bisa ikut 3-4 kelas. Jadi tentu saja saya tidak sempat, bahkan bisa dikatakan tidak tertarik, untuk mengikuti jenis olah tubuh lain.
Ketika saya memasuki usia 40 tahun, sayapun merasakan berbagai hal yang dirasakan juga oleh hampir semua orang yang berusia 40-an: metabolisme melambat, berat badan stagnan bahkan susah turun, badan lebih cepat lelah dan kadang ada bagian tubuh yang suka terasa sakit (lutut misalnya). Tetapi ternyata ketika saya melakukan medical check up, dokter jantung menyarankan untuk menambah porsi olahraga saya dengan cardio exercise. Menurutnya yoga saja tidak cukup. Dan ternyata menurut beberapa artikel yang saya temukan di internet, yoga saja memang tidak cukup jika sudah masuk usia kepala empat. Jadi sayapun mulai mencoba beberapa jenis olahraga agar setiap minggu saya mempunyai latihan olah tubuh lain selain yoga. Hasilnya, ada dua jenis olahraga yang berhasil membuat saya rajin ikut setiap minggunya karena saya merasakan manfaatnya dan cocok dengan preferensi saya.
Yang pertama adalah Pilates. Saya mencoba dua jenis kelas, Pilates dengan instrukstur privat dan kelas Inferno Hot Pilates yang ruangannya diberi pemanas dengan suhu sekitar 38°C. Dari kedua jenis Pilates itu saya lebih menyenangi kelas Inferno Hot Pilates karena lebih seru dibandingkan dengan kelas privat. Kelas Inferno ini low impact jadi aman untuk lutut karena tidak ada gerakan melompat, dan yang diutamakan adalah repetisi, bahkan diulang sebanyak 8 set. Selain itu ada juga unsur HIIT nya, yaitu high intensity interval training, jadi cardio exercise yang disarankan oleh dokter jantung bisa tercapai. Studio tempat saya ikut kelas ini adalah di Yoga@42 di Plaza Senayan Arcadia, Jakarta Selatan.
Yang kedua adalah olahraga yang mengkombinasikan berbagai gerakan yang dilakukan dengan perlahan tetapi intens, diulang beberapa kali, dan kadang memakai alat bantu seperti dumbbell. Olahraga jenis ini biasanya mempunyai bermacam-macam nama tergantung studio yang menyediakannya. Olahraga yang demikian tujuannya adalah menguatkan otot-otot kecil, jadi yang saya rasakan adalah tubuh tidak cepet melar jika saya makan agak banyak (hehehehe). Untuk kelas jenis ini saya biasanya ikut di Anicca di Admirality Club House Fatmawati, Jakarta Selatan. Nama kelasnya TLC (Tone Lean Core) atau LIIT (Low Intensity Interval Training).
Berkat saya sempat shopping olah tubuh ini saya jadi tahunya apa yang saya suka, yaitu kelas yang fokusnya adalah body movements, tetapi yang gerakannya tidak keras. Saya juga lebih memilih kelas yang latihannya tidak di dalam ruangan ber-AC, dan di akhir kelas idealnya ada Savasana jadi ada waktu untuk kembali grounding.
Tentunya ada banyak olah tubuh lain yang bisa kamu coba, dan sekarang ini yang kamu perlu lakukan hanyalah mencari informasinya di internet dan langsung mencoba kelasnya. Have a great time exploring!😊
📸 by Eric
#yogawithchandrakj #yoganujuhbulan #kelasyogapemuladijakarta #yoga #kelasyoga #yogajakartaselatan #yogarimbabaca #cardioexercise #kelasinferno #bodymovements #kisahyogasaya #highintensityintervaltraining #lowintensityintervaltraining #toneleancore #kelasolahraga #olahragapelengkap #olahragatambahan #yogauntukpemula #kelasyogapemula #yogaforbeginner
Comments