Keluar dari comfort zone membuat kita mau tidak mau jadi mengamati diri sendiri. Ini yang terjadi pada saya di enam bulan terakhir sejak pindah ke Gili Trawangan. Ada beberapa hal yang saya pikir sudah menjadi sesuatu yang baku, ternyata tidak karena saya berubah. Salah satunya adalah urusan latihan yoga.
Sejak saya mulai latihan yoga tahun 2005, saya rasanya harus latihan yoga paling tidak seminggu 3-4 kali. Rasa ini semakin kencang ketika tahun 2020 kita dilanda pandemi. Saya bisa yoga setiap hari. Selain saya ikutan practice pada saat mengajar, saya juga menyempatkan untuk latihan sendiri atau ikut kelas online. Kalau tidak, pasti tubuh saya rasanya kaku dan pegal dan pikiran ramai cenderung kusut. Di hari-hari saya sibuk, saya tetap menyelipkan yoga walaupun hanya 15-20 menit.
Ketika saya dan suami relokasi ke Trawangan bulan Agustus 2021, saya memaksakan diri cuti dari mengajar yoga online selama dua bulan karena saya yakin pasti saya butuh waktu untuk settle down dan adaptasi. Dan betul saja, di bulan-bulan awal saya hampir tidak sempat latihan yoga dengan durasi 60 menit karena banyak yang harus saya kerjakan. Apalagi di sini tidak ada kendaraan bermotor, jadi di dua minggu pertama rasanya kemana-mana jauh dan lelah karena saya harus naik sepeda di jalanan yang terbuat dari tanah dan pasir. Belum lagi cuacanya yang panas sekali, jadi setiap malam habis memasak saya pasti nyemplung ke kolam renang.
Di bulan September saya mulai menyadari bahwa tubuh saya aman dari rasa pegal dan pikiran juga tidak kusut, padahal kalaupun saya yoga hanya 10 menit untuk stretching di pagi hari. Itupun tidak setiap hari. Tapi saya jalan kaki dan/atau naik sepeda kemana-mana dan berenang tiap hari. Belum lagi saya juga memasak, menyiram tanaman, dan pergi dancing jika sedang mood untuk clubbing.
Ternyata selama ini saya hanya butuh bergerak untuk membuat tubuh saya bebas dari pegal-pegal dan pikiran saya tenang. Dengan adanya kesadaran ini, saya jadi mendengarkan kebutuhan tubuh saya setiap saat. Jadi ada hari-hari di mana saya tidak kemana-mana karena tubuh saya rasanya lelah untuk jalan kaki atau gowes dan pikiran juga malas untuk bersosialisasi. Di hari-hari yang demikian saya menikmati Me Time dengan diam di rumah, membereskan pekerjaan atau nonton film seri yang sedang saya ikuti. Tentunya ada juga hari-hari dimana saya ingin ada di tengah keramaian dan merasakan tubuh bergerak dengan bersepeda atau berjalan kaki. Apalagi di sini tidak ada polusi. Jadi saya pasti mengambil rute yang menyusuri pinggir pantai untuk menikmati birunya laut dan udara pantai yang hangat dan bagi saya terasa healing.
Bagaimana dengan kamu, sudahkah kamu mendengarkan kebutuhan tubuhmu setiap hari? ☺
Comments