Apakah kamu pernah terpikir dari mana definisi bahagia yang sekarang kamu anut? Apakah dari kamu sendiri, atau kamu ambil dari orang lain? Bagaimana dengan definisi sukses? Apakah kamu dapatkan dari hasil keberhasilanmu sendiri atau melihat dari kisah sukses orang lain?
Menurut saya biasanya hampir semua definisi yang kita anut dalam hidup kita dapatkan dari pihak lain. Bisa dari orang tua, saudara, teman, guru, dan berbagai pihak yang berhadapan dengan kita dari kita kecil sampai kita dewasa. Tentunya tidak salah, tapi kalau suatu saat rasanya sudah tidak cocok lagi, kita bisa membuat definisi sendiri yang lebih pas dengan hidup kita saat ini.
Sebagai contoh, ada orang yang dari kecil sudah ditanamkan belief system oleh orang tuanya bahwa kebahagiaan itu diukur dari kepemilikan rumah dan pekerjaan tetap di suatu perusahaan besar. Tapi ternyata ketika orang tersebut dewasa dia justru merasa bahagia ketika traveling dalam waktu yang lama dan melakukan berbagai pekerjaan yang sifatnya hanya untuk sementara, yang penting dia bisa mendapatkan penghasilan. Ini hanya satu contoh saja ya… pastinya ada juga orang yang cocok dengan definisi dari orang tuanya. Bagi saya tidak ada yang salah maupun betul. Yang penting kita menjalaninya dengan tulus dan jujur, serta mengambil ownership terhadap setiap keputusan yang kita pilih. Karena tentunya setiap keputusan pasti ada konsekuensinya, yang tentunya tidak ada yang salah maupun betul juga.
Sama seperti anak-anak Jakarta yang lahir di akhir tahun 70an, saya tumbuh dengan belief system bahwa kebahagiaan itu akan kita raih dengan punya ijazah dari sekolah-sekolah ternama, punya pekerjaan di perusahaan besar, menikah dan kemudian punya anak. Awalnya sayapun berusaha menjalani hidup dengan template tersebut, but deep down I have a lot of questions about the life that I want and what really makes me happy.
Akhirnya pandemilah yang membuat saya pelan-pelan berani keluar dari template tersebut. Akhirnya sekarang ini saya bisa mengatakan bahwa hidup saya sudah bebas, lepas dari pakem yang dulu saya tahu. Saya pindah ke pulau kecil tahun 2021, saat saya berusia 44 tahun. Dan ketika saya ulang tahun ke 45 hal pertama yang saya rasakan ketika bangun tidur di hari H tersebut adalah saya mau mendefinisi ulang arti kata sukses. Di tahun tersebut saya akhirnya tidak lagi repot mengejar followers di Instagram maupun subscriber di Youtube. Tapi tentunya semua materi yoga yang saya berikan selalu saya pikirkan dengan mendalam. Dan jika kamu ikut kelas saya dengan rutin pasti tahu bahwa saya punya “tangan kanan” yang membantu saya menggodok semua materi yoga saya ini. Bagi saya keberhasilan kami untuk memberikan materi yoga yang sesuai dan juga comprehensive adalah kesuksesan yang sangat membuat saya bahagia.
Dari kesadaran akan topik sukses inilah akhirnya saya mendefinisi ulang arti kata bahagia. Ternyata bahagia bagi saya yang baru berulang tahun ke 48 tahun ini sangat berbeda dengan ketika saya berusia 28 tahun. Saat itu saya sedang semangat-semangatnya bekerja di suatu perusahaan multinasional. Bahagia bagi saya adalah bekerja di dalam team yang kompak dan mempunyai atasan yang supportive. Tentu saja gaji dan tunjangan yang bisa dikatakan besar juga mendukung kebahagiaan saya pada saat itu.
But then somewhere along the way my priorities shifted. Kebahagiaan bagi saya sekarang adalah kebebasan yang saya miliki terhadap waktu karena sayalah yang mengatur semua jadwal kelas saya. Dengan fleksibilitas waktu ini saya jadi ada waktu untuk terus mengembangkan diri sehingga saya bisa memberikan latihan-latihan yang berguna untuk murid-murid saya. Dan hal itu bagi saya rasanya luar biasa bahagia ☺️
Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu juga mendefinisi ulang berbagai hal di hidupmu, atau kamu sudah merasa bahagia dengan apa yang diberikan kepadamu dari kecil? Selamat mengulik inner world mu ya… and have a great experience! ☺️
Комментарии