Jika kamu seperti saya, terbiasa hidup dengan ditunjang oleh banyak barang-barang yang menurut saya penting, coba deh sekali-sekali hidup tanpa barang-barang tersebut dan rasakan efeknya. Bisa jadi kamu happy, tapi tentu saja tidak tertutup kemungkinan kamu akan kesal setengah mati. Yang pasti kamu akan mendapatkan banyak pembelajaran.
Cerita saya "dipaksa" hidup simple terjadi bulan lalu ketika saya pergi liburan ke Ibiza di Spanyol yang perjalanannya butuh waktu 17 jam (dengan transit di dua kota), dan koper saya raib entah kemana selama empat hari. Di koper kabin saya hanya membawa dua potong kaus, satu potong pakaian dalam, dan satu helai selendang lebar katun yang saya pakai untuk syal. Perlengkapan mandi dan dandan seperti sikat gigi, pelembab muka dan lain-lain untungnya ada juga di koper kabin. Tetapi semua barang-barang lainnya ada di koper saya yang nyasar itu.
Ketika kami sadar bahwa koper saya saja yang raib dan koper suami aman, kami bersyukur karena paling tidak ada satu koper yang selamat. Paling tidak hanya satu orang yang perlu berbelanja jika koper tidak ketemu sampai keesokan harinya. Setelah mengurus koper raib tersebut ke bagian Lost & Found, kamipun ke hotel. Hari itu saya masih optimis karena ketika kami menghubungi nomor hotline pesawat terbang mereka mengatakan bahwa koper saya akan sampai di Ibiza besok. Jadi kami pun memulai liburan dengan jalan-jalan menyusuri kota tersebut.
Keesokan harinya kami ke airport untuk menjemput koper saya itu. Setelah menunggu sekitar 2 jam, petugasnya mengatakan bahwa ternyata yang sampai bukan koper saya... mereka salah liat nomor tag bagasinya. Kami meninggalkan airport dengan tangan kosong, dan saya akhirnya membeli sepasang baju (kaus dan rok) dan baju renang, karena niat kami ke Ibiza memang untuk menikmati pantai.
Selama 2 hari berikutnya, sebelum main ke pantai saya menyempatkan diri mengisi laporan kehilangan. Pada saat itulah saya benar-benar merasa stress dan lemas karena saya baru sadar apa saja yang saya bawa di dalam koper saya itu. Memang tidak ada barang berharga, tetapi saya membawa banyak barang-barang favorit seperti celana yoga (dan yoga mat travel), tas kecil, berbagai baju, dan topi baru yang belum sempat saya pakai.
Dalam situasi hopeless ini (karena setiap hari saya menghubungi nomor hotline selalu mendapatkan jawaban yang berbeda-beda, jadi tidak jelas apakah koper saya hilang atau hanya tersasar), saya akhirnya berusaha pasrah. Saya rasakan semua perasaan yang timbul setiap harinya: marah, menyesal, nelangsa, frustrasi, dan lain sebagainya. Di setiap perasaan saya selalu berusaha aware sambil napas. Saya ajak diri saya untuk bermeditasi dengan merasakan setiap feeling tanpa memberikan bobot apapun. Saya berusaha menciptakan equanimity, yaitu ketenangan mental dan rasa stabil di situasi yang sulit sekalipun. Saya juga berusaha optimis dengan mengingatkan diri bahwa saya beruntung kami sampai di tujuan ini dengan selamat, dan barang-barang selalu bisa dibeli lagi. Terus terang tidak mudah karena kadang saya hanya berlagak saja bisa ikhlas. Ketika ikhlas itu datang walaupun hanya sebentar, saya rasakan dengan jujur dan apa adanya. Saya juga terus berterima kasih karena bisa menikmati laut dan pantai di sini dengan kondisi tubuh yang sehat.
Pada hari terakhir kami di Ibiza koper saya diantar ke hotel. Saya tentunya sangat lega dan bersyukur. Saya juga cukup bangga dengan diri sendiri karena ternyata saya bisa menikmati liburan ke pantai selama 5 hari hanya dengan 4 potong baju atasan, 1 potong celana jeans, 1 potong rok, 1 helai kain, dan 1 pasang baju renang. Kalau dilihat sebenarnya semua itu hanya perlu dimasukkan ke dalam satu koper kabin kan?! Hehehe...
Beberapa hal yang saya dapatkan sebagai pembelajaran adalah:
Walaupun kamu tipe light traveler yang bisa bepergian tanpa membawa koper kabin, lebih baik bawa koper kabin dengan isi seperlunya ketika kamu traveling yang jauh. Bawalah barang-barang esensial seperti pakaian dalam dan 1-2 baju ganti (baju atasan saja kalau menurut saya sudah cukup) dan tidak ada salahnya mengikuti anjuran pihak penerbangan: perhiasan dan obat-obatan/vitamin ditaruh di koper kabin. Jadi jika sampai kopermu tersasar, kerugianmu tidak besar sekali dan tubuhmu tetap fit. (Apalagi perhiasan biasanya mempunyai sentimental value yang cukup tinggi, yang tidak bisa diukur dengan uang).
Bawalah benda-benda yang sesuai dengan tujuanmu pergi traveling itu di koper kabin. Jadi jika kamu liburan ke pantai jangan lupa bawa satu baju renang, sunblock dan topi atau sandal karet. Jika kamu pergi saat musim dingin jangan lupa masukkan jaket, syal, dan kaus kaki di koper kabin tersebut. Kalau saya selalu membawa syal lebar dengan bahan yang sesuai musim; karena ke Ibiza itu pada musim panas jadi saya membawa syal katun yang pada akhirnya bisa saya pakai sebagai kain ke pantai.
Jika sampai terjadi hal yang tidak enak dengan perjalananmu, jangan panik dan histeris sampai membuat pasangan travelingmu tidak nyaman. Ingat ini adalah liburan dia/mereka juga. Stay with your breath, dan ingat bahwa segala situasi tidak ada yang abadi. Jadi semua hal yang tidak enak pasti akan lewat juga.
Selalu beli asuransi perjalanan saat kamu pergi keluar negeri. Jika kamu pergi sekeluarga jangan lupa minta paket keluarga, biasanya harga preminya lebih murah daripada membeli asuransi perjalanan individu untuk beberapa orang.
Cari tahu review yang ada di berbagai situs perjalanan mengenai penerbangan yang kamu pilih. Kalau ulasannya buruk semua, lebih baik kamu memilih penerbangan yang lain.
Terakhir, nikmati jalan-jalanmu dengan tetap optimis, karena hidup pasti selalu ada kejadian macam-macam kan?! 😊
Terima kasih sudah mampir ke blog saya dan membaca pengalaman saya ini ya,
Pendaftaran untuk kelas yoga Rimba Baca masih saya buka di email yogawithchandrakj@gmail.com, dan untuk kelas saya di Nujuh Bulan mohon hubungi studionya.
Looking forward to practice with you soon! Namaste 😊
Breathe and meditate, even if lying down is the only position that you can handle
Comments